Cerita Misteri Pendakian Lintas Generasi Gunung Ciremai Mata Alam
DIBALIK KISAH PENDAKIAN GUNUNG CIREMAI LINTAS GENERASI
Diera digital saat ini mendaki gunung adalah kegiatan yang kurang di gandrungi anak muda saat ini mereka lebih tertarik akan gadgetnya, padahal kegiatan mendaki gunung banyak pelajaran yang bisa di petik seperti kerja sama team saling mengharga sesama pendaki dan memaknai arti bersyukur kepada sang pencipta karna dari puncak gungung kita dapat melihat bahwa kita hanya bagian kecil dari ciptaanNYA.
1 Oktober 2022 pukul 7.15 pendakian ini dimulai setelah 20 tahun yang lalau terakhir melakukan pendakian, saya adalah 1 dari 12 orang yang berangkat dalam 1 rombongan, perjalanaan ini diawali dengan memanjatkan doa memohon perlindungan keselamatan dan kelancaran. Dalam perjalan kami disetiap langkah kaki yang kami pijak, kami diperdengarkan kelembutan hembusan angin dan kicauan burung serta di manjakan kelembutan indahnya hutan rimba.
Banyak sekali pengalaman yang di dapat saat mendaki gunung. Tak heran, jika banyak ditemukan inspirasi setelah mendaki gunung.
Prinsip dasar dalam mendaki yang dapat menjadi acuan :
-
Tidak perlu merasa hebat dan kuat karna kebersamaan dan keselamatan diatas segalanya
-
Rasa lelah mendaki yang kamu rasakan sebanding apa yanga akan kamu dapatkan dipuncak
-
Medakilah ketika hiruk pikuk sikat sikut cari duit sudah membuat kamu lelah, puncak dan segenap pemandangnya akan menghapus beban yang kamu pikul
-
Nikmati segala proses perjalanannya puncak adalah bonus, jangan pernah merasa menaklukannya sejatinya anda sedang bertamu disana kau akan disuguhi dengan segala isinya.
-
Abadikan setiap momennya karna momen tidak bisa diulang hanya bisa di kenang.
Dalam sebuah pendakian kita butuh persiapan yang matang seperti berlatih fisik minimal 1 bulan sebelum melakukan pendakian tujuannya agar otot kaki atau bagian tubuh yang lain lebih kuat, karena dalam kasus seperti ini sering terjadi keram kaki, keram perut, keseleo dan sakit pinggang yang akhirnya perjalanan jadi terganggu.
Selain persiapan fisik ini juga tidak kalah penting kita juga perlu dibekali pengetahuan tentang metode pendakian atau mounteneering seperti bagai mana cara packing yang baik dan efektif, tehnik dalam pendakian, survival atau cara bertahan hidup di hutan,membaca medan dan kondisi cuaca, dan yang terakhir persiapan peralatan yang menunjang dan konsumsi selama perjalanan sampai pulang.
Lanjut dengan kisah perjalanan saya yang tadi akhirnya kami pun sampai di pos 1 kita rehat sejenak sekedar untuk menghilangkan dahaga dan menghisap sebatang rokok, kita bercanda tipis tipis karena kita tau perjalan masih panjang dan harus menjaga energi. Oh iya saya belum menyebutkan siapa saja teman satu rombongan Saya : Jajank, Palu, Agie, Toto, Kriyel, Kater, Sora, Bilkis, Ayu, Adi, Adin dan saya sendiri Andhot, itu yang biasa kita panggil di sana..
"Ayo berangkat jangan kelamaan....!!", teriak Agie. Serentak kami mulai berkemas dan bersiap untuk berangkat.
Dari sini kisah ini dimulai,, kita mulai melewati gapura seolah pertanda sebagian pembatas perkebunan dan hutan yg lebih lebat, udaranya lebih dingin dan lembab
Selama perjalanan saya di temani suara lonceng yang saya gantungkan di resleting tas saya suaranya persis seperti suara delman yang sedang berjalan.
"Break..!!" terdengar Toto berteriak memberi isyarat untuk istirahat karena melihat adi sudah tampak kelelahan.
"Cari tempat yang agak luas To..!!" teriak Agie.
Akhirnya kita menemukan tempat yg agak luas dan beristirahat disana dan seperti biasa
"Jang sebat..!!", teriakku
Jajang menyahut "ok sebat..!!"
"Jangan rokok aja nanti bengek" Bilkis menimpali.. Disambut tawa semuanya..
Sambil menghisap rokok saya mengamati sekeliling hutan karena saya liat begitu asri sampai pada saya terfokus kesatu pohon seperti pohon talas saya lihat daunnya bergoyang goyang seolah sedang melambai lambai ke arah kami padahal pohon yang lainnya tidak ada yang bergerak.
Ah.. Mungkin itu hanya angin, ucap ku dengan suara kecil. Tak disangka itu didengar toto
"Aya naon dot..??" Toto bertanyan kepadaku.
"Oh ga da apa apa" ucapku.
"Ayo berangkat..!!" Palu mengajak semuanya untuk berangkat.
Karena rokok masih panjang Jajang meminta Palu, Agie, Adin, Adi dan Ayu untuk berangkat lebih dahulu..
Akhirnya mereka pun berangkat, kita terpecah menjadi dua kelompok dan kelompok saya menyisakan jajang, toto, kriyel, kater, bilkis, sora dan saya.. 5 menit kemudian kita pun berangkat, saya matikan rokok puntungnya saya masukan kedalam botol air mineral bekas yang saya gantungkan di tas bagian depan sengaja saya buat untuk tempat sampah puntung rokok saya.
Sebelum berangkat saya penasaran melihat pohon itu kembali dan anehnya batang pohonnya sudah dalam ke adaan patah.
"Ah sialan..! !" bergegas saya melangkah dan berjalan di barisan paling depan.
Saya baru ingat kalau saat itu Bilkis sedang datang bulan.
Sepanjang perjalanan saya selalu berdoa dan memohon perlindungan, u ntungnya saya punya teman yang humoris yaitu toto setiap ucapannya selalu mengundang gelak tawa jadi rasa lelah tidak begitu terasa. Singkat cerita kami pun sampai di pos 2 disana sudah ada kelompok pertama yg sudah menunggu dan kami pun rehat kembali disana.
Seperi biasa Kami rehat sejenak di pos 2,saya pun tidak mau melewatkan kesempatan ini untuk menghisap rokok, kali ini rokok yang saya hisap rokok kretek 2 3 4 dari jajank, mulanya tidak ada yg aneh dari situasi disini, pada akhirnya saya baru sadar kalau rokok yang saya hisap aromanya berbeda, aromanya wangi seperti bunga melati, saya mencoba berfikir positif mungkin karena rokoknya disimpan di tas yang ada parfumnya, jadi aromanya terbawa oleh rokok karena saya tau jajank selalu menggunakan parfum untuk menjaga aroma tubuhnya agar tetap wangi,tidak seperti kater yang mungkin sudah satu minggu belum mandi jadi aromanya kecut, maklum saja kater adalah mapala sejati dia memegang teguh prinsip semakin dekil semakin trendy padahal bilang saja malas mandi.
"Ayo lanjut..!!", Agie mengajak kelompok pertama untuk lanjut.
Tidak membutuhkan waktu lama akhirnya kelompok pertama melanjutkan perjalanannya dan perlahan menghilang karena tertutup kabut yang saat itu mulai turun.
Saya pun sudah tidak berminat lagi untuk menghisap rokok karena rasa tembakaunya sudah tidak terasa lagi, rokok ini saya biarkan tetap menyala entah karena hembusan angin atau memang ada yang mengisap rokok ini tetap menyala sampai batas dimana rokok ini harus saya matikan. Kabut semakin tebal akhirnya kami memutuskan untuk segera melanjutkan perjalanan karena kami khawatir jarak pandang kami terganggu oleh kabut.
Selama perjalanan kami diselimuti kabut dan langit mulai gelap karena mendung membuat suasana lebih terasa mencekam dan saya pun mulai merasa risih dengan suara lonceng yang saya bawa, sesekali saya genggam agar suara lonceng sedikit meredam, saya perhatikan sepertinya yang lain pun sama merasa kurang nyaman dan tegang dengan suasana seperti itu,karana tidak ada bahan obrolan, kami pun saling diam fokus melihat jalan yang tertutup kabut, perjalanan ini terasa lama dan langkah kaki pun terasa semakin berat seperti ada yang membebani kaki saya..
Dari belakang saya mendengar teriakan Toto, "Dot.. Pelan Kater, Kriyel, & Sora tertinggal dibelakang..!!".
Seketika saya pun berhenti untuk menunggu mereka, tak butuh waktu lama mereka mulai tampak ada hal aneh yang saya lihat carrier salah satu dari mereka ko terlihat lebih tinggi seperti ada benda di atas carriernya karena tertutup kabut jadi saya melihatnya kurang jelas, dan akhirnya bayangan mereka mulai tampak makin jelas dan saya lihat semuanya normal normal saja padahal saya melihat seperti ada sosok menunggangi di atas carrier sora pantas saja sora seperti kewalahan membawa carriernya.
Waktu menunjukan jam 12.05 sayup sayup saya dengar suara adzan. Heran ko suara adzan bisa terdengar sampai sini padahal kita sudah berada di atas ketinggian 2000mdpl ucap ku dalam hati. Syukurlah saya masih mendengarkan hal yang baik disini semoga saja ini pertanda baik dan saya pun ikut mengumandangkan adzan didalam hati, entah kebetulan atau tidak, seketika langkahku semakin ringan dan saya melihat ada orang duduk beristirahat syukurlah akhirnya kami pun sampai di pos 3
Pos 3
Sesampainya dipos 3 kami tidak bertemu dengan kelompok pertama mungkin mereka sudah lanjut perjalanan atau mungkin kelompok saya yang terlalu lambat berjalan.
"Om.. Tadi kita jalan ko lama sekali ya..?" ujar Sora bertanya kepada saya..
"Iya ya..?" sahut Kriyel
"Sadar ga sih kalian tadi kita seperti yang muter muter gitu?" Bilkis pun ikut menanggapi.
"Ga lah.. Tadi karena kabut aja jarak pandang kita pendek jadi perasaannya jauh" ujar saya.
Padahal saya pun merasakan hal yang sama seperti apa yang mereka rasakan..
Saya mengambil nasi sisa sarapan yang saya simpan didalam tas saya kemudian saya lanjut memakannya, ketika sedang asik makan saya merasakan ada hembusan anging tepat dibagian belakang leher saya sontak saya pun dengan reflek menoleh kebelakang anehnya saya tidak nampak siapa pun di belakang saya, seketika saya langsung bergegas pindah duduk persis disamping toto..
"Ada yang minta itu dot.." tiba-tiba toto berkata seperti itu.
Saya hanya tersenyum sambil terus melanjutkan makan sisa sarapan tadi..
Sambil makan saya berpikir sepertinya toto menyadari apa yang saya alami.
Apakah toto dapat melihat hal seperti ini tanyaku dalam hati.. Ah..mungkin itu hanya kebetulan saja.. Saya coba meyakinkan diri sendiri.
Selesai makan saya lanjut merokok seperti semua perokok tau kurang lengkap sepertinya jika sehabis makan tidak dilanjutkan dengan merokok,
"Ni dot rokok..!!" Toto menawarkan rokoknya dengan merek gambar kuda kepada saya.
"Nanti To kalau darurat baru saya rokok punya kamu..!!" ujar saya.
"Kampret..!!" Toto memasang muka kesal.
Disambut gelak tawa jajang yang sedari tadi memperhatikan kami. Kali ini rokok yang saya hisap milik saya sendiri karena rokok dari toto bisa mengakibatkan hilangnya nafsu makan.. Hehehe..
Sambil menikmati hisapan rokok saya memperhatikan sekeliling pos 3 dengan pohon pohon besar dibalut lumut yang lembab dan sisi kiri jurang yang menjulang, perhatian saya berhenti di bilkis dia selalu menguap seperti sedang mengalami kantuk yang teramat berat dari bahasa tubuhnya dia sepertinya ingin sekali tertidur disitu. Saya pun ajak bicara dia karena saya khawatir terjadi sesuatu padanya apa lagi dia sedang datang bulan.
"Bilkis.. !!" teriak ku.
Dia sedikit terkejut dengan tatapan mata yang tidak seperti biasanya, tatapannya sinis sambil menyeringai menatap saya.
"Iya om..!!" Dia menjawab.
"Jangan ngantuk jangan ngelamun..!!" ucap ku.
Dia hanya terdiam seakan tidak mempedulikan ucapan ku.
"Semalam abis lembur (lempengin burung)..!" Kater menimpalinya..
Disambut tawa oleh yang lain..
Suasana pos 3 berbeda dengan pos sebelumnya, disini lebih rimbun lebih lembab dan aura mistisnya lebih terasa, disisi lain saya merasa seperti ada banyak mata yang sedang mengamati kami,, ya walau pun hanya perasaan saya saja tapi itu cukup membuat ku merinding.
"Ayo Lanjut..!!" ujar Jajank
"Iya.. Jangan kelamaan disini kabut juga sudah mulai tebal..!!", Toto pun menegaskan.
Tak pikir panjang kami pun segera bergegas meninggalkan pos 3.
"To..dampingi bilkis jangan lengah.." Saya berpesan kepada Toto.
"Siap mang..!!" jawab Toto..
Saya kembali berjalan di barisan depan dibelakang saya jajank kemudian bilkis tepat dibelakangnya adalah toto, selanjtnya saya tidak tau lagi siapa barisan berikutnya.
Menuju pos 4 track pendakiannya lebih berat dari sebelumnya,dengan berat badan lebih besar dari yang lain saya sedikit mengalami kesulitan dan sangat melelahkan, dalam perjalanan saya sering mendengar bilkis bernyanyi entah lagu apa yang di senandungkan sepertinya di menikmati sekali lagunya tapi saya tidak terlalu mempedulikan itu karena saya sudah terlalu lelah belum lagi dalam perjalanan menuju pos 4 kami diterpa hujan besar dengan langit yang kelam gelapnya seperti waktu menjelang magrib padahal waktu masih menunjukan jam 12.45.
Dalam perjalanan menuju pos 4 kita tidak merasakan hal hal yang janggal semua berjalan lancar hanya saja diterpa hujan dengan track penuh tanjakan, setiap kali berhenti mata saya tertuju pada bilkis sesekali dia menguap seperti sedang menahan kantuknya, aneh sekali dalam kondisi lelah berjalan dan diterpa hujan ko masi saja dia menguap. Toto selalu mengajaknya bicara dengan sesekali melemparkan gombalannya, walau pun kita tau itu tidak akan membuat bilkis meleleh karena gombalannya.
"Bilkis..udah berapa kali kamu naek bareng saya..??" tanya Toto
"Udah dua kali ini A toto..!!" jawab Bilkis.
"Berarti yang ke 3 kalinya naik pelaminan sama saya..ea.ea.ea.." Toto melanjutkan gombalan.
Sontak saya dan jajang pun tertawa terbahak bahak.. Bilkis pun tersipu sedikit malu malu. Hal hal kocak dan konyol seperti ini yang membuat perjalanan ini menjadi seru dan sedikit mengobati rasa lelah bahkan sekilas melupakan hal hal aneh tadi..
Dengan segala upaya dan cukup menguras tenaga akhirnya kami pun sampai di pos 4,disana sudah ada kelompok pertama yang sedang berteduh di bawah flysheet yang nampak ala kadarnya hanya untuk sekedar menjaga tubuhnya agar tetap kering dari guyuran air hujan.
"Woy..Lama bener sampainya..!!" ujar Agie.
"Iya.. Padahal kita udah satu jam lebih disini" Ayu pun ikut menimpalinya sambil memegang bagian flysheet agar tidak roboh, tampak adin yang menatap dengan senyuman tersirat menganggap seakan rombongan kami payah dan lemah, memang adin ini tergolong punya stamina yang baik, dengan beban carrier yg dia bawa tak tampak ekspresi lelah diwajahnya mungkin dia masih muda karena usianya setengah dari umur saya.sedangkan adi berdiri menahan dingin sambil menyilangkan tangannya didada, dan palu sibuk dengan ikatan webing agar flysheet tetap kokoh walau di terpa hujan.
Kami pun bergegas masuk dan berteduh di bawah flysheet walau pun aga sedikit berdesakan membuat kami jadi merasa hangat. Sambil menunggu hujan reda kami pun menyempatkan diri untuk santap siang, tidak perlu masak karena kami sudah menyiapkan nasi putih yang kami beli di warung dekat pos pendakian dengan lauk rendang yang sudah saya siapkan dari rumah, ya cukup lah untuk selama pendakian ini karena memang sudah kami perhitungkan sebelumnya, makan siang dengan menu rendang dengan balutan bumbu rendang ditambah sambal buatan jajang membuat makan siang ini terasa lebih nikmat.
"Dot mantap rendangnya..!!!" ujar Palu yang tampak begitu lahap menyantap makan siangnya.
"Hehehe.." Saya hanya tersenyum menanggapinya.
"Tentu saja rendang yang saya buat dengan bumbu dan rempah dengan kualitas yang baik resep ini saya dapat dari warisan leluhur saya di pariaman sumatra barat.", lanjutku.
"Tambuah ciek da..!!" teriak Toto sambil mengambil nasi milik Ayu yang sudah merasa kekenyangan..
"Babad abis to..!!" sahut Agie.
Disambut gelak tawa oleh yang lainnya..
Makan pun selesai tapi hujan tak kunjung reda, beberapa dari kami sudah mulai tampak menggigil rasa dingin mulai menghinggapi kami. kater pun berinisiatif memasak air untuk dijadikan kopi dan teh hangat sekedar untuk menjaga suhu tubuh agar tetap hangat.
Hujan pun semakin lebat sedangkan perjalanan masih panjang. Sayapun mencoba mengumandangkan adzan dalam hati sambil memanjatkan doa agar hujan ini lekas reda. Alhamdulillah berselang lima menit hujan pun akhirnya reda kali ini Allah SWT mengabulkan doa ku kembali. Tak ingin menyia nyiakan waktu kami pun bergegas untuk melanjutkan perjalanan menuju pos 5. Kali ini Adin berjalan paling depan diikuti Bilkis, Ayu, Saya, Jajang dan Sora.
Benar saja kata orang bilang bahwa track menuju pos 5 sungguh luar biasa menguras tenaga. hampir semua tanjakannya menghadap ke atas dengan di halangi akar yang membentang ditambah tanah yang licin setelah diguyur hujan. tapi untung saja langit sudah nampak terang dan matahari sudah memancarkan sinarnya. Adin, Biklis, Ayu sudah jalan jauh meninggalkan kami bertiga, saya mulai tertatih-tatih melewati setiap tanjakan yang ada di depan mata. begitupun Sora dengan rambut dan baju yang lepek karena diguyur hujan tampak dari raut wajahnya terpancar keputusasaan dan rasa penyesalan, berbeda dengan Jajang dia tampak menikmati setiap perjalanannya dengan rokok terjepit disela-sela bibirnya jajang tampak terlihat cool.
"Semangat sor..puncak bentar lagi..!" teriak jajang menyemangati Sora.
"Alahhh.. Hoax..!!" Saya menyindir jajang karena saya tau dia sedang berbohong.
"Siap om..!!" sahut Sora dengan suara yang sedikit bergetar antara kedinginan atau kelelahan.
"Slow aja sor.. Pelan tapi pasti..puncak ga akan lari ko.." Ucap ku ikut menyemangati Sora.
Untung saja jajang dengan sabar mendampingi kami berdua sampai pada kahirnya kami sampai ditanah datar yang cukup luas untuk kami beristirahat, disitu sudah ada adin, bilkis dan ayu yang menunggu kami.. Kami pun beristirahat disitu sekedar melepas lelah dahaga dan menikmati sebatang rokok.
Cuacanya cukup cerah, saya sangat menikmati suasananya dengan suara kicauan burung yang bermain didekat kami, seakan mereka sedikitpun tidak merasa terganggu dengan kehadiran kami. Bilkis pun sepertinya sudah tidak menunjukan gelagat yang aneh lagi,dia lebih ceria tertawa dan tidak tampak kantuk lagi seperti di pos 3.
"Yuk.. Lanjut lagi.. 10 menit lagi udah pos 5..!!" Ayu mengajak yang lain untuk lanjut.
Ya ayu memang sebelumnya sudah pernah naik lewat jalur ini jadi tidak heran kalau dia sangat hapal dengan jalur ini. Kami pun akhirnya melanjutkan perjalanan, benar tak butuh waktu lama akhirnya kami pun sampai di pos 5.kami pun duduk duduk sambil menunggu yang lainnya datang.
Setelah kurang lebih 30 menit akhirnya agie mulai tampak di ikuti dengan palu, kriyel,kater dan yang paling akhir toto, tampak bibirnya yang manyun seperti menyembunyikan kekesalan, mungkin dia kesan dengan tanjakannya yang curam, tapi itulah toto sikapnya bisa cepat berubah tergantung situasinya. tak butuh waktu lama toto pun kembali dengan leluconnya.
"A toto kenapa ko manyun aja..?" ujar Bilkis.
"Urang ditinggalan ku si agie.. Agie teu karunya ka urang.." ucapnya menggerutu dengan logat sundanya.
Kira kira seperti ini artinya.. Saya ditingalin sama agie, agie ga kasihan sama saya..
Setelah melakukan perdebatan yang sangat sengit antara lanjut naik atau camp di pos 5 akhirnya kita sepakat untuk mendirikan tenda di pos 5 mengingat waktu sudah menjelang sore atau kata orang jawa bilang SOROP..!! perpindahan waktu dari terang ke gelap atau menjelang magrib, waktu waktu seperti itu biasanya mahluk tak kasat mata mulai berkeliaran.mangkannya orang tua jaman dulu selalu memerintahkan anaknya pulang ketika menjelang magrib katanya pamali.
"Iiiiihhh.. Jiiijiiikkk.." Ayu berteriak seolah melihat sesuatu yang menjijikan.
"Ada apa yu..!?" Adi bertanya kepada Ayu.
"Iiiih.. TAIIII..!!" kata Adi dengan polosnya.
"Coba colek adi.." Jajang meminta adi untuk memastikannya, terang saja permintaan itu langsung di tolak oleh Adi.
Tanpa komando yang lain pun ikut mendekat untuk memastikannya.
"Haduuuh.. Kalian ini udah tau Tai ko malah di tonton" ucapku.
Dengan sigapnya Kriyel mengambil cangkul, entah cangkul siapa yang ada di situ kemudian menyerahkannya kepada Kater untuk menimbunnya.tanpa rasa jijik Kater pun menimbun bongkahan manusia itu hingga tertutup dan tak menimbulkan bau yang tidak sedap.
Singkat cerita akhirnya tenda pun berdiri, bergegas saya pun masuk kedalam tenda untuk merebahkan diri rasanya badan ini sakit semua setelah menempuh perjalan panjang, saya merogoh kantong tas saya untuk mengambil HP siapa tau ada sinyal nyasar disini, tapi sial tidak ada sinyal satupun disini, saya melihat layar HP waktu menunjukan jam 5 sore.sambil mendengar lagu yang di putar dari Hp agie atau milik palu tanpa sadar saya pun terlelap,antar tidur dan tidak sayup sayup lagu yang saya dengar kok jadi lagu sinden lengkap dengan perpaduan musik gamelan,saya berusaha membuka mata tapi kok terasa berat,sampai pada akhirnya ada suara memanggil manggil saya.
"A...A...A..tangi A...!!" dengan logat jawanya
Saya apal betul suara siapa itu..ya itu suara mang pilung, tukang becak yang biasa saya kasih nasi setiap hari jumat, saya pun terbangun betapa terkejutnya saya ternyata jajang yang berusaha membangunkan saya. Ya kata orang tua dulu tidak baik tidur menjelang magrib pamali katanya nanti kena sawan
"Bangun dot..mau magrib..jangan tidur..!!" ucap Jajang sambil mengajak bersiap untuk makan
"Ayo makan..!!" ajak jajang
"Silahkan saja makan duluan saya masih kenyang..!!" kata ku menjawab ajakan jajang
Saya memang tidak terlalu nafsu makan bukan karena rokoknya toto tapi memang masih kenyang dan lelah,saya pun akhirnya hanya makan cemilan dan minum kopi sambil menghisap rokok agar tetap hangat karena memang tubuh ini mulai dicumbui oleh rasa dingin.
Kita ngobrol,bercanda,tertawa saya lihat bilkis pun tengah asik ngobrol dengan ayu,entah apa yang sedang mereka bicarakan mungkin tentang wanita atau mungkin tentang kekasih hatinya. Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 10 malam,kami pun bergegas untuk tidur karena besok perjalanan harus kami lanjutkan kembali.
"Jangan lupa berdoa sebelum tidur..!!" ujar Palu sambil bersiap masuk kedalam tenda
Sebelum masuk tenda Agie bertanya pada saya.."Dot..tadi dipos 3 saya denger suara orang mengeram begitu saya tengok gada siapa siapa..palu juga mengalami hal yang sama..kamu ngalamin ga..?"
"Ga gie..!!" jawab Saya sambil melangkah menuju tenda.
Memang di pos 3 aura mistisnya lebih terasa di banding pos yang lain. Ah,,sialan..si Agie jam segini kok cerita begitu bikin saya merinding saja. Saya menggerutu sambil masuk kedalam tenda.
"Naon mang..??" tanya Toto kepada saya.
"Tau tuh agie..!!" Saya menjawab dengan sedikit kesal.
"Nanti bangun jam 3 ya..packing..packing sarapan jam 5 kita jalan..!!" teriak Agie dari luar tenda
"Siaaaappppp...!!" tanpa komando semua menjawab.
Mungkin karena terlalu banyak ngopi saya pun jadi susah tidur. Malam itu saya agak sedikit gelisah,jajang sudah terdengar mendengkur pertanda dia sudah terlelap begitu pun toto karena kita memang satu tenda.
Akhirnya rasa kantuk itu pun datang sampai pada akhirnya saya mendengar sayup sayup suara lonceng suaranya persis seperti yang saya punya,mulanya suara itu terdengar kecil makin lama suara itu makin terdengar jelas di belakang tenda. padahal di belakang tenda itu jurang yang menjulang. semakin lama akhirnya suara itu pun hilang terbawa angin.
Tiba tiba saya dikejutkan oleh suara ayu dari luar tenda. "Om..om..!!", Seperti itu suaranya berulang ulang, saya lihat jam di hp saya waktu itu menunjukan pukul 00.13
"Ada apa yu tengah malam gini belum tidur..!!" sahutku.
"Tongkat ayu mana om..??" sahutnya dari luar tenda.
"Tongkat ayu yang besi ada di luar yu..!!" jawab saya.
"Yang kayu om..bukan yang besi..!!" Ayu kembali menjawab.
Saya sedikit bingung waktu itu,setahu ku tongkat milik ayu itu track pole.
Tanpa berfikir yang tidak tidak saya pun keluar tenda untuk menemui ayu,dan betapa terkejutnya saya ternyata diluar tidak ada tenda satu pun disana,padahal saya yakin betul tadi banyak pendaki yang mendirikan tenda di lokasi ini.
"Loh yang lain mana yu..!!" tanyaku.
"Yang lain sudah berangkat om..!!" jawab Ayu.
Bergegas saya melihat kedalam tenda untuk memastikan dan anehnya tidak ada siapapun di dalam tenda.
Kurang ajar kok saya di tinggal..!! Saya menggerutu dalam hati sambil mengemas barang barang saya kedalam tas.
"Ayo yu jalan nanti kita tertinggal jauh dengan yang lain..!!" ucapku.
"Tongkat ayu mana om..!!" Ucap ayu
Astaga dia masih menanyakan tongkatnya.. ucap ku dalam hati.
"Mungkin sudah di bawa sama yang lain yu.." saya berusaha meyakinkan dia.
"Ayo yu kamu duluan.." ucap ku, karna ayu lebih tau jalan menuju puncak, ini bukan pertama kali bagi ayu naek lewat jalur ini.
"Ayo om lewat sini..!!" ajak Ayu sambil berjalan menuju belakang tenda.
"Loh kok lewat situ yu itu kan jurang..!!" ucapku.
"Sudah ikuti saja Ayu om...jangan banyak tanya..Ayu lebih tau..!!" timpal Ayu.
Saya terkejut..kok ucapan ayu kasar sekali saya bertanya dalam hati sambil berjalan mengikutinya, Sungguh aneh ternyata dibelakang tenda tidak ada jurang,
Disana ada jalan setapak dengan rumput alang alang. Ini aneh pasti ada yang tidak beres ucap ku dalam hati. Kami berjalan menyusuri jalan setapak tersebut entah berapa langkah yang sudah saya tempuh rasanya capek sekali kaki ini,tapi ayu sepertinya tidak merasakan capek sedikit pun.
"Yu istirahat dulu..!!" ucapku.
"Bentar lagi om didepan ada tempat istirahat..!!" jawab Ayu.
Tak butuh waktu lama akhirnya kami pun sampai di tempat yang dimaksud Ayu. Tanah datar dengan satu pohon besar dibawahnya ada sesajen sepertinya sudah lama karena hanya menyisakan wadahnya saja, dari balik pohon seperti ada sosok bayangan hitam tinggi besar yang sedari tadi memperhatikan kami, sungguh sosok yang membuat saya ngeri melihatnya, saya mulai merasa tidak nyaman pandangan saya selalu saya alihkan dari pohon besar itu, anehnya ayu sedikit pun tidak merasa takut, dia terlihat santai sambil tangannya memainkan hidungnya yang minimalis seperti biji salak.
"Ah..sial rokok saya tertinggal..!!" saya menggerutu sendiri..tanpa direspon sedikit pun oleh Ayu. Saya tak ingin berlama lama disitu karena suasananya terasa tidak nyaman..
"Ayo yu lanjut..!" Ucap ku mengajak Ayu
"Ayo om..!" jawab Ayu..
Kami pun melanjutkan perjalanan,ditengah perjalan kami bertemun seorang pendaki dia duduk sendirian diatas pohon tumbang,dari tampilannya tidak kekinian, tasnya bermerek jayagiri dengan besi pipa di bagian bawahnya, menggunakan kupluk jaketnya seperti tukang ojek wajahnya tampak pucat seperti orang kedinginan.
"Kang sendirian..?" tanyaku dia hanya mengangguk..
"Kawannya mana..?" tanyaku kembali
"Sudah pulang..!" jawabnya dengan suara bergetar.
"Ya sudah kang bareng sama saya saja nanti kita turun sama sama..!!", ucapku
Dia tidak mengeluarkan sepatah kata pun,tatapannya selalu menunduk seperti takut melihat ayu,seperti ada yang ingin disampaikan pada saya tapi dia tidak berani.
"Ayo lanjut om..!" ajak Ayu sambil berjalan menyusuri jalan setapak.
Saya pun bingung antara lanjut atau meninggalkan pendaki jadul tersebut karena dia tidak sedikitpun beranjak dari tempat duduknya,karena takut terjadi sesuatu pada ayu saya pun lari mengejar Ayu..
"Yu tunggu..!" teriakku.
"Kasiahan yu dia sendirian..!!" ucapku.
"Lagi pula kita beda arah om..diakan mau turun sedangkan kita mau naik..!!" jawab Ayu.
Benar juga sih apa yang dikatakan ayu..!! Ucap saya dalam hati
Kami pun jalan kehutan yang semakin dalam. "Yu ini ga salah jalannya yu..??", tanyaku pada Ayu, tapi Ayu tidak menjawab sepatah kata pun.. Sampai pada akhirnya kami pun sampai di sebuah perkampungan dengan candi yang sebagian sudah runtuh kondisinya tidak terawat berantakan dengan pohon besar serta akar akar yang menjulang.
Foto hanya ilustrasi
"Akhirnya sampai juga ya cu..ayo silahkan masuk hajatannya sudah mau di mulai.."
Sontak saya pun terkejut mendengar suara nenek nenek persis dibelakang telinga saya, seketika tempat itu menjadi ramai dengan alunan musik gamelan yang membuat ku merinding, ingin rasanya berlari tapi kaki ini teras kaku dan tidak bisa di gerakan mulut pun tak dapat mengeluarkan sepatah katapun
Saya pun menyadari ada yang tidak beres dengan situasi saat itu. Dari kegelapan secara tiba tiba ada yang menarik lengan saya..
"Lari dot..!!", Ya walau pun saya tidak dapat melihat wajahnya karena saat itu gelap sekali tapi saya hafal dengan suaranya..ya itu suara Jajang.
"Lewat sini..!!", itu suara Agie dalam hati saya.
Entah siapa dibelakang saya saat ini tapi saya yakin itu bagian dari kami.. Dari kejauhan saya mendengar suara ayu menjerit dilanjutkan dengan suara tawa yang melengking terus menerus,sungguh tawa yang mengerikan.
"Jang ayu gimana dia tertinggal..!!", ucap ku sambil berlari.
"Dia bukan ayu dot..lari saja terus..!!"
Saya akhirnya tau kalau yang dibelakan itu adalah Toto.. Kami pun berempat lari sekencang kencangnya tanpa mempedulikan apa pun didepannya. Sampai dimana situasi sudah dirasa aman,kami pun berhenti untuk mengatur nafas yang sudah terengah-engah.
"Aduh mang perut saya mules mau boker..!!" ucap Toto sambil memegang perutnya yang sedang melilit. Dasar toto dalam situasi seperti ini sempet sempetnya dia mau buang hajat..
"Ya sudah buru to..!!" ucap jajang
Tanpa pikir panjang toto segera menggali tanah dan langsung ambil posisi..
"Gie ko bisa kalian ada disini..??" tanyaku.
"Tadi saya,toto sama jajang ngikutin ayu..!!" jawab Agie, "Iya..soalnya ayu yang lebih tau jalan ke puncak..!!" Jajang menimpalinya.
Sial..berarti yang saya ikuti tadi bukan ayu..!! Ucap saya dalam hati.
"Krosaakk..bruuugg..!!!" sesuatu jatuh dari atas pohon..suaranya persis seperti buah nangka jatuh dari pohonnya tepat di hadapan toto yang sedang asik buang hajat..
"Kampreeeett..kepala pocong..!!!" teriak Toto sambil bergegas lari tanpa sempat menaikan celananya,tampak torpedonya gondal gandul karena dibawanya berlari.. Kami berlari sekencang kencangnya..dan ditempat itu tadi kami bertemu kembali dengan pendaki jadul..
"Kang masih disini kok belum turun..??" sapa ku Dia hanya tersenyum.. Jajang menyenggol ku seperti memberi isyarat kalau dia itu bukan dari bangsa manusia. Kami pun melanjutkan perjalanan..baru saja tiga langkah..pendaki jadul itu memanggil, "Kang arah pulang bukan ketimur tapi ke barat.."
Karena kami yakin dia tidak punya niat jahat kami pun mengikutinya menuju arah barat.jalannya menanjak dengan akar yang melintang. Sampai pada akhirnya saya mencium bau yang sangat busuk sekali yang membuat semua isi perut saya seakan mau keluar..mata berkunang kunang pandangan mulai kabur kepala rasanya pusing sekali badan lemas dan akhirnya saya jatuh pingsan.
"Dot..dot..bangun dot..ayo jalan..!!! Dot..dot bangun..!!"
Sayup-sayup saya mendengar makin lama makin jelas..ya itu suara agie yang berusaha membangunkan saya. Perlahan mata saya pun terbuka suasananya sangat gelap sekali dan bau busuk itu masih ada. Sampai saya pun sadar kalau saya ada didalam tenda.. Dan bau busuk itu entah berasal dari jajang atau toto yang buang angin. Agie masih teriak teriak di luar tenda seraya membangunkan yang lain.
"Ayo bangun..siap..siap..katanya mau summit..!!" teriak Agie.
Saya pun keluar tenda jam menunjukan pukul 3 pagi,diluar tampak para pendaki bersiap untuk melanjutkan perjalanannya menuju puncak. Akhirnya satu persatu kami pun keluar dari tenda,lanjut dengan menyipkan sarapan. Sambil bercanda titis tipis untuk ngusir rasa dingin. Syukurlah tidak ada yang berbeda dari seorang ayu dia masih terlihat normal sambil sibuk memaska air hangat untuk dijadikan kopi dan teh hangat.
Tepat jam 5.30 kami pun berangkat menuju puncak,dengan penuh semangat selangkah demi selangkah kami menapaki bebatuan menuju puncak yang saya rindukan. Sampai dimana titik saya merasa sudah berada di atas awan,sejauh mata memandang keindahan yang membentang sayang rasanya jika saya lewatkan begitu aja,perjalanan menuju puncak mata kami benar benar dimanjakan keindahan yang luar bisa,kami pun sesekali mengabadikannya lewat lesa ponsel kami.
Lelah pun sudah tidak kami rasakan lagi karena kami tau puncak sudah sebentar lagi dan siap menyambut kami,puncak tunggu kami kita akan melepas rindu disana. Agie, Palu, Jajang, Kater, Kriyel, Toto, Sora, Adi, Adin, Ayu, & Bilkis mereka lebih dulu menapakan kakinya di puncak.
Dari puncak mereka BERTERIAK..!! dengan LANTANG dan bersorak penuh semangat menunggu saya di puncak.
"AYOOOO DOTTTT..SEMANGATTTTT..!!! AYO OM ANDHOOOTTT..SEMANGAT..!!"
Jujur momen ini membuat saya terharu hingga tanpa sadar menitihkan air mata, Saya tidak akan mengecewakan kalian dan saya akan berjuang menggapai puncak..
2 oktober 2022,pukul 08.15 dengan mengucap Alhamdulillah kaki saya menapaki puncak ciremai 3078 Puncak yang selam 20 tahun saya rindukan, puncak yang selama 20 tahun saya abaikan pada akhirnya saya dapat berjumpa dan melepas rindu kembali dengannya.
Sambutan serta pelukan hangat dengan rasa tulus yang mereka berikan membuat saya tidak dapat menahan rasa haru,airmata pun tumpah begitu aja bersama sahabat saya,keluarga saya MATA ALAM.
Terimakasih tuhan KAU memberi saya teman,sahabat keluarga yang penuh cerita dalam mengisi kehidupaan saya.
Salam hangat dari saya Andi riyanto/RA.043
02 Oktober 2022, Puncak ciremai 3078
Terima kasih..
Candra, Ciwong, Mas Pakel, Teh Ii atas supportnya.
Gabung dalam percakapan