Gunung Hutan - Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD)
A. PRINSIP DASAR PPGD
Pertolongan pertama adalah perawatan segera yang diberikan pada orang yang mengalami cedera atau sakit mendadak. Pertolongan pertama tidak melakukan penanganan medis yang sesuai. Hanya terdiri atas pemberian bantuan sementara sampai didapatkan, bila diperlukan, perawatan medis yang berwenang didapatkan, atau sampai dipastikan kemungkinan untuk pulih tanpa perawatan medis. Bila diterapkan dengan tepat, pertolongan pertama mungkin berarti perbedaan antara hidup dan mati, pulih dengan cepat dan perawatan dirumah sakit yang lama, atau kecacatan sementara atau cedera tetap.
Dalam pelaksanaan PPGD diperlukan prinsip P-A-T-U-T yang harus dimengerti, dipahami dan diamalkan.
• P : Penolong menolong dirinya sendiri
• A : Amankan korban
• T : Tandai tempat kejadian
• U : Usahakan hubungi tim medis
• T : Tindakan pertolongan
Sedangkan tujuan dari PPGD adalah :
• Mencegah maut / menyelamatkan nyawa
• Mencegah kondisi lebih buruk / cacat
• Menunjang penyembuhan
PENDARAHAN
Pendarahan adalah pecahnya pembuluh darah.
MACAM-MACAM PERDARAHAN
1. Perdarahan eksternal
Pada tipe ini darah terlihat disekitar luka. Pada keban yakan kasus, perdarahan berhenti setelah 5-10 menit dengan pertolongan pertama yang tepat.
2. Perdarahan internal
Perdarahan terjadi jika kulit tidak luka, dan biasanya tak dapat terlihat.
JENIS LUKA
JENIS |
PENYEBAB |
TANDA
& GEJALA |
PERTOLONGAN
PERTAMA |
Lukalecet (tergores) |
Tergesek
atau tergores |
Hanya
permukaan kulit yang terkena Perdarahan
kecil |
Cuci
hingga bersih luka dengan air dan sabun |
Irisan (terpotong) |
Banda-benda
tajam |
Pinggir
luka halus Perdarahan
hebat |
Atasi
perdarahan Cuci luka |
Laserasi (tercabik) |
Benda
tumpul menembus kulit |
Vena
dan arteri dapat terkena Perdarahan
hebat Bahaya
infeksi |
Atasi
perdarahan Cuci
luka |
Tertusuk (tusukan) |
Benda
berujung runcing,tajam menusuk kulit |
Luka
sempit dan dalam menembus vena dan arteri Benda
tertanam Bahaya
infeksi |
Jangan
cabut benda yang tertanam Pada
benda yang kecil (paku) cabut dan bersihkan dengan air bersih dan sabun |
Robek |
Ledakan-ledakan |
Jaringan
sobek atau sobekan tertinggal Perdarahan
hebat |
Atasi
perdarahan Kirim
ke fasilitas kesehatan |
FRAKTUR DAN DISLOKASI
Fraktur adalah patah, retak atau menonjolnya tulang
Dislokasi adalah pergeseran atau terkilirnya tulang-tulang sendi.
MACAM-MACAM FRAKTUR
1. Frantur Terbuka
Bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan di kulit.
2. Fraktur Tertutup
Bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar.
TANDA DAN GEJALA
1. Nyeri
2. Bengkak
3. Lecet
4. Perubahan bentuk
5. Gerak yang terbatas
6. Sakit bila menahan beban tubuh
PENATALAKSANAAN
1. Rawat pendarahan dengan penekanan langsug.
2. Jika cederanya dibahu atau lengan atas, imobilisasi lengan dengan mitela kain segitiga dan ikat mitela ke badan.
3. Jika cederanya pada tangan lengan bawah atau jari, imobilisasi bagian yang cedera pada posisi waktu ditemukan dengan mitela bantuan
4. Jika cederanya pada pangkal paha, panggul atau paha, dan anda menunggu kedatangan ambulans, imobilisasi yang cedera dengan memasang gulungan handuk, selimut atau pakaian diantara kaki sebagai bidai, atau dapat juga dipakai kayu atau alas keras untuk bidai.
5. Jika cederanya dipangkal paha, panggul atau paha dan anda harus memindahkan korban (seperti pada korban kecelakaan yang berada pada tengah jalan dan harus segera dipindahkan), imobilisasi bagian yang cedera dengan usungan setelah dilakukan pembidaian.
6. Jika korban anda tidak merasa nyaman, berikan kompres es didaerah yang cedera untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan.
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Jika ada perdarahan, pantau adanya tanda-tanda syok, yaitu :
1. Wajah pucat
2. Pingsan
3. Korban megeluh pusing.
4. Kulitnya dingin dan berkeringat
5. Pernafasan cepat dangkal
6. Denyut nadi lemah dan cepat.
PEMBUATAN BIDAI
Persiapan :
1. Papan yang keras, tidak mudah bengkok ataupun patah.
2. Tali/perban/kain panjang
Tujuan utama pembidaian :
1) Mencegah pergerakan / pergeseran dari ujung tulang yang patah.
2) Mengurangi terjadinya cedera baru di sekitar bagian tulang yang patah.
3) Memberi istirahat pada anggota badan yang patah.
4) Mengurangi rasa nyeri.
5) Mempercepat penyembuhan.
6) Mengurangi perdarahan.
Pedoman umum pembidaian antara lain :
1) Jangan berupaya mengubah posisi bagian yang cedera. Upayakan membidai dalam posisi ketika ditemukan.
2) Selalu buka atau bebaskan pakaian pada daerah sendi sebelum membidai.
3) Jangan berusaha memasukkan bagian tulang yang patah.
4) Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang diukur terlebih dahulu pada anggota badan penderita yang sehat.
5) Lapisi bidai dengan bahan lunak (seperti kapas atau perban) bila memungkinkan.
6) Ikatan jangan terlalu keras dan jangan terlalu longgar.
7) Ikatan harus cukup jumlahnya.
HAL YANG PERLU DIHINDARI
Jika anda menduga ada cedera tulang belakang atau patah tulang pangkal paha, panggul atau paha, jangan memindahkan korban sendirian, mintalah bantuan pada orang yang ada di sekitar kejadian dan pindahkan korban secara bersama-sama dengan sangat hati-hati dengan menggunakan usungan yang datar dan keras.
PEMBUATAN BEBAT / MITELA
1. Buat mitela segitiga dengan melipat kain segi empat diagonal, atau lakukan improvisasidengan selembar baju.
2. Mintalah penderita untuk menopang lengan yang cedera sementara anda menyelipkan mitela dibawah lengan.
3. Lipat kain sekitar lengan dan tarik ujungnya ke atas bahu
4. Ikatkan simpul disamping leher penderita. Rapikan kelebihan kain disekitar siku dengan peniti.
5. Untuk beberapa cedera, guna mengurangi gerakan, ikatkan mitela ke badan pendeita dengan sepotong kain, dengan simpul kain ditempatkan kesisi yang tidak cedera.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Gunakan sesuatu yang kaku dan rata untuk bidai, seperti papan, penggaris, tongkat atau gulungan majalah atau Koran. Anda dapat meakai bantal atau selimut, atau pada beberapa keadaan, bagian tubuh yang lain seperti kaki atau jari.
2. Jika bidai keras dan kaku, beri ganjalan dengan kain atau handuk sebelum dipasang.
3. Pastikan bidai memanjang keatas sendi dan kebawah fraktur
4. Ikat bidai ke bagian yang cedera dengan selembar kain, plester, ikat pinggang, atau dasi. Hati-hati jangan mengikat bidai terlalu kencang : jika jari kaki atau tangan menjadi pucat dan dingin, longgarkan bidai. Jangan biarkan simpulnya menekan daerah yang cedera.
MEMINDAHKAN DAN MENYELAMATKAN KORBAN
Memindahkan dan menyelamatkan korban adalah pemindahan korban yang akan siap diangkut menuju Rumah Sakit setelah pemberian pertolongan pertama terlebih dahulu. Korban seharusnya dipindahkan hanya jika ada bahaya nyata bagi korban atau orang lain jika ia tidak dipindahkan, yaitu :
1. Ada kebakaran atau bahaya kebakaran.
2. Benda-benda yang mudah meledak atau benda mengandung bahaya disekitarnya
3. Tidak mungkin untuk melindungi area kecelakaan
4. Tidak mungkin untuk mencapai akses ke korban lain di dalam kendaraan yang membutuhkan perawatan penyelamatan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memindahkan korban :
1. Memindahkan korban dalam keadaan darurat
Bahaya besar dalam memindahkan korban dengan cepat adalah kemungkinan menyebabkan cedera tulang belakang. Pada keadaan darurat, setiap upaya seharusnya dilakukan untuk menarik korban dalam posisi lurus dengan panjang tubuhnya untuk memberikan perlindungan pada tulang belakang. Jika korban berada di tanah atau lantai, anda dapat menyeretnya dari sana dengan menarik pakainnya pada bagian leher atau bahu. Mungkin akan lebih muda untuk menarik korban diatas selimut kemudian menggeret menjauh dari tempat kejadian. Memindahkan dengan cara tersebut hanya untuk keadaan darurat saja. Hal ini tidak cukup untuk melindungi tulang belakang dari cedera selanjutnya.
2. Memindahkan dalam keadaan non kedaruratan
Semua bagian luka seharusnya jangan digerakkan sebelum dipindahkan dan kemudian dilindungi selama memindahkan. Untuk melindungi diri anda, seharusnya anda mengikuti prinsip dalam memindahkan tidak darurat :
1. Ingatlah selalu batas dan kemampuan fisik dan jangan mencoba untuk menangani beban yang terlalu berat, jika ragu-ragu cari pertolongan.
2. Jaga keseimbangan anda saat mengangkat beban keluar
3. Jaga injakan yang keras
4. Jaga cengkeraman yang tetap dank eras
5. Angkat dan turunkan dengn menekuk kaki anda dan bukan punggung and, jaga punggung anda tetap tegak sepanjang waktu, tekuk lutut dan angkat dengan satu kaki di depan yang lain
6. Pad saat memgang atau membawa, jaga punggung anda tetap lurus pusatkan beban pada bahu dan oto kaki, jaga punggung anda tetap lurus dan tarik menggunakan tangan dan bahu anda.
7. Ketika melakukan tugas yang membuthkan menarik, jaga punggung anda dan tarik menggunakan tangan dan bahu anda.
8. Pindahkan tubuh anda secara bertahap, hindarkan tindakan menyentak dan mengejutkan ketika melakukan berbagai tugas penanganan korban.
9. Ketika menangani korban usahakan tetap menjaga tangan anda sedekat mungkin dengan tubuh supaya seimbang.
10. Jangan biarkan otot anda berkontraksi.
LUKA BAKAR
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam (Irna Bedah RSUD Dr. Soetomo, 2001).
ETIOLOGI
1. Luka bakar suhu tinggi (termal burn)
2. Gas
3. Cairan
4. Bahan padat (solid)
5. Luka bakar bahan kimia (Chemical burn) seperti terkena air keras.
6. Luka bakar sengatan listrik (Electrical burn)
7. Luka bakar radiasi (Radiasi injury)
TANDA DAN GEJALA
Rasa sakit, kemerahan, panas, melepuh dan pembengkakan. Waspai tanda pusing, pingsan, kulit pucat, dingin dan lembab, nafas cepat dan dangkal, nadi lemah.
PENANGANAN
1. Jika mengalami luka bakar kimia segera lepaskan semua baju yang terbakar dan siram daerah yang terluka dengan aliran air kran atau selang air atau jika luka bakarnya hebat, tempatkan dibawah air (shower) atau dalam bak mandi selama 10 menit.
2. Jika baju terbakar siram dengan air bila tersedia, bungkus dengan kain atau selimut untuk memadamkan api, baringkan anak terlentang dan gulingkan ditanah.
3. Jika mengalami luka bakar, api, matahari atau listrik, buka bagian baju yang bisa dilepaskan dengan mudah dan cuci bagian yang terbakar dalam air sejuk misalnya dibawah pancuran, kran, atau disemprot dengan selang. Tutupi daerah luka bakar yang tidak bisa direndam air seperti muka dengan kain basah. Usap sampai kering.
4. Luka bakar terletak ditangan atau kaki, letakkan kain atau kasa diantara jari-jarinya agar terpisah satu sama lainnya, kemudian bungkus tangan atau kaki tersebut secara longgar dengan pembalut bersih.
5. Jika luka bakar terlihat tanda infeksi (meningkatnya kemerahan, bengkak dan sakit segera hubungi dokter atau unit gawat darurat (118)).
6. Jika luka bakar hebat dan penderita tidak muntah beri minum untuk mengganti cairan yang hilang.
HAL YANG HARUS DI HINDARI
1. Jangan mengupas kulit yang mati atau memecahkan lepuh.
2. Jangan memberi es, mentega, pasta gigi, obat gosok atau plester dan obat-obatan yang tidak dianjurkan dokter pada luka bakar.
PINGSAN
Pingsan adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami hilang kesadaran sehingga tidak berespon terhadap lingkungan sekitar.
Hal yang harus dilakukan jika menemukan penderita yang pingsan antara lain :
1. Lakukan penilaian dini mengenai respon penderita
a) Panggil nama penderita sambil menepuk-nepuk pipinya.
b) Berikan rangsang nyeri pada daerah atas alis atau sternum.
c) Rangsang berupa bau-bauan yang menyengat seperti parfum dll.
2. Lakukan pemeriksaan awal yang mencakup 3 hal yaitu
1) Airway
Apabila tidak ada respon dari penderita maka hal yang harus dinilai adalah pernafasan. Pemeriksaan jalan nafas dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :
a) Angkat dagu – tekan dahi
1. Letakkan tangan pada dahi penderita dengan menggunakan tangan yang paling dekat dengan penderita.
2. Tekan dahi sedikit mengarah ke belakang dengan telapak tangan sampai kepala penderita terdorong ke belakang.
3. Letakkan ujung jari tangan lainnya di bawah bagian ujung tulang rahang bawah.
4. Angkat dagu ke depan bersamaan dengan menekan dahi.
5. Pertahankan tangan di dahi penderita untuk menjaga posisi kepala tetap ke belakang.
6. Buka mulut penderita dengan ibu jari tangan yang menekan dagu.
b) Dorong rahang bawah
1. Berlutut di sisi atas kepala penderita, letakkan kedua siku penolong sejajar dengan posisi penderita, kedua tangan memegang sisi kepala.
2. Kedua sisi rahang bawah dipegang.
3. Gunakan kedua tangan untuk menggerakkan rahang bawah ke posisi depan secara perlahan. Gerakan ini mendorong lidah ke atas sehingga jalan nafas terbuka.
4. Pertahankan posisi mulut penderita tetap terbuka.
2) Breathing
Pada pemeriksaan pernafasan gunakan tehnik L-F-L (Look-Feel-Listen) dengan mendekatkan pipi pada hidung penderita sambil mengamati pergerakan dada penderita dan mendengarkan adanya suara tambahan dari pernafasan.
3) Circulation
Rasakan denyut nadi penderita pada daerah leher atau pergelangan tangan. Apakah denyut nadi penderita terasa / tidak, kuat / lemah.
GIGITAN HEWAN BERBISA
Antara lain : ular, laba-laba, dll.
Tanda dan gejala umum :
1) Adanya bekas gigitan hewan
2) Demam
3) Mual dan muntah
4) Pingsan
5) Lemah
6) Nadi cepat dan lemah
7) Kejang
8) Gangguan pernapasan
Penanganan :
1) Amankan diri penolong dan tempat kejadian.
2) Tenangkan penderita.
3) Lakukan penilaian dini.
4) Rawat luka dengan fasilitas seadanya (bila terjadi perdarahan atau terdapat luka yang besar).
5) Rujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
Resusitasi Jantung Paru (RJP)
Jika pada suatu keadaan ditemukan korban dengan penilaian dini terdapat gangguan tersumbatnya jalan nafas, tidak ditemukan adanya nafas dan atau tidak ada nadi, maka penolong harus segera melakukan tindakan yang dinamakan dengan istilah BANTUAN HIDUP DASAR (BHD).
Bantuan hidup dasar terdiri dari beberapa cara sederhana yang dapat membantu mempertahankan hidup seseorang untuk sementara. Beberapa cara sederhana tersebut adalah bagaimana menguasai dan membebaskan jalan nafas, bagaimana memberikan bantuan penafasan dan bagaimana membantu mengalirkan darah ke tempat yang penting dalam tubuh korban, sehingga pasokan oksigen ke otak terjaga untuk mencegah matinya sel otak.
Penilaian dan perawatan yang dilakukan pada bantuan hidup dasar sangat penting guna melanjutkan ketahapan selanjutnya. Hal ini harus dilakukan secara cermat dan terus menerus termasuk terhadap tanggapan korban pada proses pertolongan.
Bila tindakan ini dilakukan sebagai kesatuan yang lengkap maka tindakan ini dikenal dengan istilah RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP).
Untuk memudahkan pelaksanaannya maka digunakan akronim A- B – C yang berlaku universal.
A = Airway control atau penguasaan jalan nafas
B = Breathing Support atau bantuan pernafasan
C = Circulatory Support atau bantuan sirkulasi lebih dikenal dengan Pijatan Jantung Luar dan menghentikan perdarahan besar
Airway Control (Penguasaan Jalan Nafas)
Bila tidak ditemukan respons pada korban maka langkah selanjutnya adalah penolong menilai pernafasan korban apakah cukup adekuat? Untuk menilainya maka korban harus dibaringkan terlentang dengan jalan nafas terbuka.
Setiap tahap ABC pada RJP diawali dengan fase penilaian :
penilaian respons, pernafasan dan nadi.
Lidah paling sering menyebabkan sumbatan jalan nafas pada kasus-kasus korban dewasa tidak ada respons, karena pada saat korban kehilangan kesadaran otot-otot akan menjadi lemas termasuk otot dasar lidah yang akan jatuh ke belakang sehingga jalan nafas jadi tertutup. Penyebab lainnya adalah adanya benda asing terutama pada bayi dan anak.
Penguasan jalan nafas merupakan prioritas pada semua korban. Prosedurnya sangat bervariasi mulai dari yang sederhana sampai yang paling rumit dan penanganan bedah. Tindakan-tindakan yang lain kecil peluangnya untuk berhasil bila jalan nafas korban masih terganggu.
Beberapa cara yang dikenal dan sering dilakukan untuk membebaskan jalan nafas :
a. Angkat Dahu tekan Dahi
Teknik ini dilakukan pada korban yang tidak mengalami trauma pada kepala, leher maupun tulang belakang.
b. Perasat Pendorongan Rahang Bawah (Jaw Thrust Maneuver)
teknik ini digunakan sebagai pengganti teknik angkat dagu tekan dahi. Teknik ini sangat sulit dilakukan tetapi merupakan teknik yang aman untuk membuka jalan nafas bagi korban yang mengalami trauma pada tulang belakang. Dengan teknik ini, kepala dan leher korban dibuat dalam posisi alami / normal.
Ingat : Teknik ini hanya untuk korban yang mengalami trauma tulang belakang atau curiga trauma tulang belakang.
Pemeriksaan Jalan Nafas
Setelah jalan nafas terbuka, maka periksalah jalan nafas karena terbukanya jalan nafas dengan baik dan bersih sangat diperlukan untuk pernafasan adekuat. Keadaan jalan nafas dapat ditentukan bila korban sadar, respon dan dapat berbicara dengan penolong.
Perhatikan pengucapannya apakah baik atau terganggu, dan hati-hati memberikan penilaian untuk korban dengan gangguan mental.
Untuk korban yang disorientasi, merasa mengambang, bingung atau tidak respon harus diwaspadai kemungkinan adanya darah, muntah atau cairan liur berlebihan dalam saluran nafas. Cara ini lebih lanjut akan diterangkan pada halaman cara pemeriksaan jalan nafas.
c. Membersihkan Jalan Nafas
– Posisi Pemulihan
Bila korban dapat bernafas dengan baik dan tidak ada kecurigaan adanya cedera leher, tulang punggung atau cedera lainnya yang dapat bertambah parah akibat tindakan ini maka letakkan korban dalam posisi pemulihan atau dikenal dengan istilah posisi miring mantap.
Posisi ini berguna untuk mencegah sumbatan dan jika ada cairan maka cairan akan mengalir melalui mulut dan tidak masuk ke dalam saluran nafas.
– Sapuan Jari
Teknik hanya dilakukan untuk penderita yang tidak sadar, penolong menggunakan jarinya untuk membuang benda yang mengganggu jalan nafas.
BREATHING SUPPORT (BANTUAN PERNAFASAN)
Bila pernafasan seseorang terhenti maka penolong harus berupaya untuk memberikan bantuan pernafasan.
Teknik yang digunakan untuk memberikan bantuan pernafasan yaitu:
a. Menggunakan mulut penolong:
1. Mulut ke masker RJP
2. Mulut ke APD
3. Mulut ke mulut / hidung
CIRCULATORY SUPPORT (Bantuan Sirkulasi)
Tindakan paling penting pada bantuan sirkulasi adalah Pijatan Jantung Luar. Pijatan Jantung Luar dapat dilakukan mengingat sebagian besar jantung terletak diantara tulang dada dan tulang punggung sehingga penekanan dari luar dapat menyebabkan terjadinya efek pompa pada jantung yang dinilai cukup untuk mengatur peredaran darah minimal pada keadaan mati klinis.
Penekanan dilakukan pada garis tengah tulang dada 2 jari di atas permukaan lengkung iga kiri dan kanan. Kedalaman penekanan disesuaikan dengan kelompok usia penderita.
– Dewasa : 4 – 5 cm
– Anak dan bayi : 3 – 4 cm
– Bayi : 1,5 – 2,5 cm
Secara umum dapat dikatakan bahwa bila jantung berhenti berdenyut maka pernafasan akan langsung mengikutinya, namun keadaan ini tidak berlaku sebaliknya. Seseorang mungkin hanya mengalami kegagalan pernafasan dengan jantung masih berdenyut, akan tetapi dalam waktu singkat akan diikuti henti jantung karena kekurangan oksigen.
Pada saat terhentinya kedua sistem inilah seseorang dinyatakan sebagai mati klinis. Berbekal pengertian di atas maka selanjutnya dilakukan tindakan Resusitasi Jantung Paru.
PENGENALAN OBAT-OBATAN
OBAT LUAR1. Rivanol
2. Plester
3. Betadine
4. Minyak kayu putih
5. Alkohol
6. Tetes mata
7. Bioplasenton
8. Counterpain
9. Kapas
10. Pembalut
OBAT DALAM
1. CTM2. Paracetamol/Antalgin
3. Norit & Susu
4. Promag
Gabung dalam percakapan